TELANGIEKTASIS: APA SIH PILIHAN TERAPI YANG TEPAT?

Telangiektasis adalah pelebaran vena yang letaknya superfisial pada kulit dengan diameter 0,1-1,0 mm. Telangiektasia memiliki prevalensi kejadian yang cukup tinggi dan usia yang paling umum mengalami kondisi ini adalah 30-50 tahun.

Telangiektasia pada wajah atau facial telangiectasia adalah salah satu lesi vaskular kulit yang umum yang ditandai dengan dilatasi pembuluh darah kulit di permukaan kulit atau mukosa. Banyak faktor yang berkontribusi terhadap timbulnya facial telangiectasia termasuk paparan sinar matahari, cuaca dingin, penyakit autoimun, chronic actinic damage, alergi terhadap produk kosmetik, atau aplikasi steroid topikal, dll.

Facial telangiectasia dapat berasal dari pelebaran arteriol, venula, atau kapiler. Facial telangiectasia dibagi menjadi tiga jenis: arborizing, spider, dan linear. Facial telangiectasia biasanya ditemukan pada area sekitar hidung, pipi, dan dagu. Lesi umumnya sensitif terhadap paparan dingin, panas, dan matahari.

“Apa saja pilihan terapi pada kondisi ini?”

Pilihan terapi tradisional untuk facial telangiectasia meliputi cryotherapy, laser CO2, agen topikal, estrogen oral, electrosurgery, dan pengobatan radioaktif. Namun, outcome yang tidak adekuat dan beratnya efek samping adalah masalah utama bagi pasien dan dokter. Teknologi laser yang baru-baru ini muncul pada pengobatan lesi kulit telah menawarkan peluang baru bagi pasien dengan facial telangiectasia.

Laser-light Therapy untuk Facial Telangiectasia

Beberapa pilihan laser-light therapy, potassiumtitanyl‐phophate laser (KTP, 532 nm), pulsed dye lasers (PDL, 585 nm and 595 nm), diode laser (940 nm), dan intense pulsed light systems (IPL, 500‐1200 nm), dapat menjadi pilihan pengobatan untuk facial telangiectasia. Hal ini didasarkan pada kemampuan protein hemoglobin yang secara khusus dapat menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu, khususnya 418 nm, 542 nm, dan 577 nm, yang akan diubah menjadi panas, sehingga menyebabkan nekrosis pada dinding pembuluh darah. Spektrum puncak penyerapan sekunder protein hemoglobin berkisar antara 800 nm – 1100 nm, yang juga dapat digunakan untuk secara khusus untuk pembuluh darah yang terletak jauh di dalam kulit.

Laser therapy digunakan untuk pengobatan telangiektasis pada pasien dengan diameter pelebaran kurang dari 30 gauge needle. Ada beberapa jenis laser untuk pengobatan telangiektasis dengan panjang gelombang yang bervariasi antara 532-1064 nm. Efek samping terapi laser dalam pengobatan telangiektasis adalah eritema, crusting, pembengkakan, spotting dan lepuh.

Terapi IPL memiliki sifat fototermolisis selektif, di mana kerusakan termal terbatas pada target berpigmen di area epidermal atau dermal tertentu. Prosedur ini aman, efektif, dan memiliki downtime yang singkat. Salah satu kelemahan IPL adalah risiko berkembangnya skin blisters dan hiperpigmentasi pasca inflamasi; oleh karena itu paparan sinar matahari perlu dihindari setelah perawatan.

Pilihan terapi laser & light:

  • PDL 595 nm and IPL with vascular filter (530‐650 nm and 900‐1200 nm)
  • Alexandrite laser (755 nm)
  • Diode lasers 810‐980 nm
  • 532 nm KTP

PDL 595 nm dan IPL dengan vascular filter (530-650 nm dan 900-1200 nm) menunjukkan efikasi klinis yang baik dan menghasilkan vascular clearance yang lebih unggul secara signifikan dibandingkan IPL dengan wavelength bands lainnya (560-1200 nm atau 590-1200 nm). Sebuah studi menunjukkan bahwa IPL dengan wavelength 530-650 nm dan 900-1200 nm menunjukkan overall improvement sebesar 96,67% setelah dua sesi perawatan, yang sebanding dengan efektivitas PDL (595 nm).

Laser Alexandrite (755 nm) memiliki penetrasi yang relatif baik ke dalam dermis tetapi kurang aman dan efektif pada pasien berkulit gelap.Diode laser dengan wavelength bands 810-980 nm memiliki penetrasi yang baik ke dermis tetapi memerlukan beberapa sesi perawatan untuk facial telangiectasia. 532 nm KTP memiliki penetrasi yang buruk dan berisiko tinggi menyebabkan bekas luka.

Leave a Reply